// Kisah dari dua lilin //
ada dua buah lilin di sudut sepi ruang seorang mudatidak ada yang istimewa dari mereka,
kecuali kisah yang tersimpan
lilin pertama…
lilin tua usang dan tak simetris
dibuat dari stearin.
dulu pijar apinya konstan dan relatif tak berubah
dan saat angin berkunjung, nyala apinya bertambah kuat bahkan berkobar kencang
lilin ini membawa kenangan dari paras seorang perawan
yang baru ditinggal bayangnya
lilin ini menyala lama, bahkan kata orang terlalu lama untuk sebuah lilin kecil
lilin ini membawa kisah dan cerita lama tentang
panasnya hasrat yang meluap-luap dan tak jarang pula hampir padam
tentang sebuah perasaan yang disimpan terlalu lama,
sampai berbau busuk hingga orang lain tahu tentangnya
sekarang lilin ini telah padam nyalanya,
bukan.. bukan tertiup badai atau angin lembut sekalipun.
sang pemilik mematikan kobarannya.
pikirnya lilin itu akan bertahan dari el nino sekalipun jika bukan ia yang mematikannya
kenangan yang dibawa nyala api dalam remang-remang terlalu manis sampai pemiliknya muak,
terlalu sempurna untuk sebuah khayalan.
benar, ia tak mau hidup dalam nyala impian yang redup
Tapi lihat, sumbu lilin itu masih merah..
tidakkah ia ingin menyala kembali?
semoga tidak.
lilin kedua…
lilin ini masih baru sang tuan beli,
dari gerai istimewa tepi jalan yang orang lain tidak tahu.
api lilin ini diharapkan membawa kenangan baru yang indah di masa datang
bersama orang asing yang baru saja hadir di hidup si pemilik
sang pemilik menyalakannya dengan gembira
tanpa beban seperti lilin sebelum ini.
saat api mulai dinyalakan, muncul angin yang besar
berbeda dari sebelumnya, hembusannya jauh lebih kuat
tapi si pemilik melindunginya dengan kedua tangan.
Ia tidak rela nyala lilin kali ini padam juga
maka ia membiarkan tangannya terbakar untuk lilin yang baru ia tahu
angin berhenti berhembus dari luar jendela
sang pemilik lilin tenang kembali
berpikir sambil duduk
jungkir balik agar lilin itu tetap bernyala
karena ia senang cahaya nyala lilin itu menerangi tiap sudut ruangan juga hatinya
ada harapan dari ini..
agar nyala lilin itu dapat ia jaga dengan seseorang yang penting
bersama gadis baru, tempat ia akan berbagi.
Tak hitung satu menit
si wanita datang.
seraya pemilik lilin, ia berkata..
hei wanita yang baru ku lihat dari jauh..
maukah kamu menjaga nyala lilin ini bersamaku?
dengan kedua tanganmu juga dua tanganku
pria biasa di balik lensa
yang menangkap indahmu dari sudut mati seorang pria
yang menatap matamu lalu tembus ke hatimu
seorang muda pemilik nyala lilin dengan sedikit harapan.
karena aku sekadar ingin berbagi dan mengetahui
arti dari senyumanmu yang berselimut misteri
sang pemilik lilin tak henti meracau..
maukah kau mengukir memori lain tentang berjalan di bawah langit Adelaide bersamaku?
sudikah kau menikmati cahaya di kedua tangan kita yang tergenggam angin?
duduk bersamaku di antara keramaian kota malam hari yang hiruk pikuk?
atau sekedar minum teh lalu berbicara tentang anjing kita yang nakal?
sang gadis diam lalu menoleh untuk melihat tatapan si pria
kemudian pergi sambil dingin, masih penuh misteri.
maka si pemilik lilin mengikuti si gadis sampai luluh hatinya yang entah kapan..
siap kembali pedih dan terbakar tangannya demi si gadis yang baru ia tahu.