Kecamatan Dumoga Barat
1. Gambaran Umum
Kecamatan
Dumoga Barat merupakan bagian dari dataran Dumoga yang berbatasan
langsung dengan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW; Taman ini
sebelumnya bernama Taman Nasional Dumoga Bone) yang sejak dulu sudah
dikenal sebagai wilayah pertambangan emas. Kecamatan ini merupakan pintu
gerbang dari TNBNW yang Letaknya cukup strategis karena di bagian
selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
(Kabupaten Baru hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow),
Terdapat dua bendungan sebagai sumber air irigasi di Dumoga Bersatu
yakni, Bendungan Kosinggolan dan Bendungan Toraut, dengan batas
geografis sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kawasan Hutan
Sebelah Timur : Kecamatan Dumoga Utara dan Calon Kecamatan Dumoga Tengah
Sebelah Selatan : Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Sebelah Barat : Kab. Bolaang Mongondow Selatan dan Kec. Sangtombolang Bolmong Induk
Desa Doloduo yang menjadi Ibukota dari
Kecamatan Dumoga Barat dapat diakses dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi
Utara (Kota Manado) dengan waktu tempuh + 4 Jam dan berjarak 236 Km.
Sementara bila di akses dari Kota Kotamobagu hanya berjarak 58 Km dengan
waktu tempuh kurang dari 1 Jam.
Topografi Dumoga Barat beragam mulai
dari datar sampai bergelombang ringan dengan ketinggian tempat 142 m dpl
(meter diatas permukaan laut) yang diukur dari ibu kota kecamatan.
Terdapat beberapa desa yang terletak di perbukitan salah satunya adalah
desa Matayangan dengan ketinggian 289 m dpl. Secara umum curah hujan
setiap tahunnya dikecamatan ini rata-rata 191,2 – 2.773,90 mm/tahun dan
wilayahnya tidak berbatasan langsung dengan pantai. Kecamatan ini
dilewati oleh sungai kecil maupun besar seperti sungai Ongkag Mongondow,
Sungai Dumoga dan di aliran sungai ini terdapat 272 bangunan rumah
bertempat tinggal di bantaran sungai dengan jumlah rumah tangga penghuni
sebanyak 309 KK.
Luas
Kecamatan Dumoga Barat keseluruhannya mencapai 37.544 Hektar atau 10,71
persen dari Luas Kabupaten Bolaang Mongondow). namun saat ini telah
dimekarkan menjadi dua kecamatan, yakni Dumoga Tengah Dimana hamparan
sawahnya mencapai 3.932 hektar, sementara lahan yang digunakan untuk
pemukiman hanya 86,98 hektar (Hasil Sensus Potensi Desa, 2008).
Pada
tahun 2008 Kecamatan Dumoga Barat memiliki 14 desa, 12 diantaranya
telah berstatus definitif, sementara 2 lainnya masih berstatus desa
persiapan yaitu desa Ibolian I dan Kosio Timur yang mekar berdasarkan SK
Bupati No. 200 tanggal 3 September 2008. saat ini setelah mekar menjadi
2 Desa, dimekarkan jadi dua kecamatan dimana Dumoga Barat 2011 ini
terdiri 11 Desa.
Pusat perdagangan di Kecamatan ini
selain di Doloduo juga terdapat di Desa Kosio yang dapat dilintasi
kendaraan bermotor melalui Jalan AKD (Amurang-Kotamobagu-Doloduo).
Sumber penghasilan utama masyarakatnya bercocok tanam atau lebih dari 90
persen dari mereka bekerja di sektor pertanian. Namun tidak dipungkiri
pula masih terdapat sekitar 2.580 dari mereka yang bekerja sebagai buruh
tani dengan komoditi utamanya padi palawija.
Program Listrik Masuk Desa cukup
berhasil di wilayah ini, karena seluruh desa yang ada telah di aliri
dengan listrik PLN, di tahun 2008 tercatat telah 6.746 pengguna yang
menggunakan listrik untuk penerangan dan kebutuhan rumah lainnya. Dalam
bidang komunikasi, konsumen telepon kabel hanya 133 pelanggan, itupun
cuma tersebar di 10 desa dengan pelanggan terbanyak di desa Ibolian.
2. Penduduk
Sebagai daerah yang subur, kecamatan
ini sejak dulu sudah menjadi tujuan dari transmigran, terutama asal
Bali. Sejak tahun 1963 para transmigran ini di tempatkan di desa Werdhi
Agung dengan jumlah KK pada waktu itu sebanyak 349 KK atau 1.549 Jiwa.
Sebagai daerah yang masih berkembang,
tingkat pertumbuhan penduduknya setiap tahun cukup rendah rata-rata
hanya 1,08 persen. Lima tahun yang lalu (2003) penduduknya masih
berjumlah 23.786 Jiwa, di tahun 2008 tercatat mencapai 27.753 jiwa,
dimana penduduk laki-laki 14.568 jiwa dan perempuan berjumlah 13.185
jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 110,49 sehingga dalam kurun
waktu lima tahun telah terjadi penambahan penduduk sebesar 3.456 jiwa.
Dari jumlah penduduk tersebut
diperkirakan 49,12 persen dari mereka belum menikah, 48,24 persen
berstatus kawin sedangkan sisanya 2,64 persen berstatus janda/duda.
Sementara jumlah rumahtangga di tahun yang sama (2008) sudah mencapai
6.895 RT dan rata-rata mempunyai 4,03 anggota rumah tangga.
3. Pertanian
Di tahun 2008 terdapat 1.136 Rumah
Tangga yang mengusahakan tanaman padi, sementara tanaman jagung tercatat
1.648 Rumah Tangga. Komoditi unggulan di kecamatan Dumoga Barat salah
satunya adalah tanaman padi, di tahun 2005 dan 2006 saja tercatat
produksinya mencapai hampir 59 ribu ton. Tetapi, jumlah tersebut terus
menurun dari tahun ke tahun, salah satu penyebabnya adalah hama tikus
yang menjadi musuh dari petani. Produksi padi pada tahun 2008 hanya
mencapai 41.630 Ton, jumlah ini sudah merupakan gabungan dari produksi
padi sawah dan ladang, dengan rata-rata produksi cukup besar mencapai
5,21 ton per hektar.
Padi yang dihasilkan sebagian besar
rumah tangga menggunakan padi unggul. Ada sekitar 72,57 persen rumah
tangga petani yang menggunakan padi unggul, padi lokal ada 26,03 persen
sementara padi hybrida hanya 1,40 persen. Selain untuk kebutuhan pasar
lokal, beras yang dihasilkan dari kecamatan ini juga untuk memenuhi
kebutuhan pasar regional yang dibawa oleh pedagang pengumpul didesa
maupun lewat usaha lainnya ke ibukota provinsi Sulawesi Utara di Manado
maupun ke provinsi tetangga (Gorontalo).
Sementara
produksi jagung pada tahun yang sama mencapai 6.840 ton dengan
rata-rata produksinya 3,47 ton perhektar. Di sektor perkebunan terdapat
produksi kelapa yang mencapai 403,56 ton selama tahun 2008.
Selain
kelapa terdapat juga produksi cengkeh, pala, kopi, kakao dan panili
dimana masing-masing produksi 13,44 ton cengkeh, 2,34 ton pala, 88,78
ton kopi, 169,31 ton kakao dan 2,49 ton panili. Juga terdapat produksi
seperti kayu manis, kemiri dan aren namun produksinya masih rendah.
4. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
pemberdayaan peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam
membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat pendidikan sangat
berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, maka pembangunan dibidang pendidikan meliputi pembangunan
pendidikan secara formal maupun non formal. Di Kecamatan Dumoga Barat
pendukung pendidikan pra sekolah (TK) ada berjumlah 11 buah dan tersebar
di 10 desa. Terdapat 4 desa belum memiliki sekolah TK.
Sementara
untuk tingkat Sekolah Dasar saat ini sudah mencapai 23 buah yang
dinikmati oleh 3.695 murid dengan tenaga pengajar sebanyak 139 guru.
Dengan tenaga guru yang ada dibandingkan dengan jumlah murid, maka dapat
diperhitungkan setiap guru rata-rata mengawasi sekitar 27 murid. Angka
ini masih ideal untuk keefektifan dalam proses belajar mengajar. Untuk
tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di kecamatan ini
terdapat 5 buah dengan tenaga pengajar sebanyak 75 guru dan jumlah murid
ada 1.072 murid.
Angka rasio perbandingan guru terhadap
murid di tingkat SLTP sebesar 13, ini menunjukan masih memusatnya
tenaga guru SLTP di kecamatan ini. Sementara untuk tingkat Pendidikan
SLTA terdapat 2 buah SMA Swasta yang terdapat di desa Doloduo dan Werdhi
Agung. Jumlah murid yang ada jauh lebih sedikit bila dibandingkat
jenjang pendidikan di bawahnya yakni hanya 390 murid dengan 36 orang
guru. Sebagian besar mereka yang tamat SD maupun SLTP lebih memilih
menyekolahkan anaknya ke Kota Kotamobagu, selain fasilitas sekolah dan
kapasitasnya yang tidak memadai juga daya tarik Kota Kotamobagu itu
sendiri yang lebih maju dalam kemajuan dunia pendidikan dibandingkan di
kecamatan ini.
Kecamatan Dumoga Tengah
1. Gambaran Umum
Kecamatan Dumoga Tengah merupakan
bagian dari dataran Dumoga hasil pemekaran dari Kecamatan dumoga Barat,
yang di bagian selatan berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bogani
Nani Wartabone (TNBNW; Taman ini sebelumnya bernama Taman Nasional
Dumoga Bone) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, serta diapit tiga
kecamatan yakni Dumoga Utara, Dumoga Timur dan Dumoga Barat. yang sejak
dulu sudah dikenal sebagai wilayah persawahan dan perdagangan dengan
Ibukotanya di Desa Ibolian Induk, dengan batas geografis sebagai berikut
:
Sebelah Utara : Kecamatan Dumoga Utara
Sebelah Timur : Kecamatan Dumoga Timur
Sebelah Selatan : Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Dumoga Barat
Desa Ibolian yang menjadi Ibukota dari
Kecamatan Dumoga Tengah dapat diakses dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi
Utara (Kota Manado) dengan waktu tempuh + 3 Jam dan berjarak 220 Km.
Sementara bila di akses dari Kota Kotamobagu hanya berjarak 48 Km dengan
waktu tempuh kurang dari 1 Jam.
Topografi Dumoga Tengah beragam mulai
dari datar sampai bergelombang ringan dengan ketinggian tempat 142 m dpl
(meter diatas permukaan laut) yang diukur dari ibu kota kecamatan.
Secara umum curah hujan setiap tahunnya dikecamatan ini rata-rata 191,2 –
2.773,90 mm/tahun dan wilayahnya tidak berbatasan langsung dengan
pantai. Kecamatan ini dilewati oleh sungai kecil maupun besar seperti
sungai Ongkag Mongondow, Sungai Dumoga dan di aliran sungai ini terdapat
ratusan bangunan rumah bertempat tinggal di bantaran sungai dengan
jumlah rumah tangga penghuni sebanyak ratusan KK.
Luas Kecamatan Dumoga Barat
keseluruhannya mencapai 17.544 Hektar atau 4,71 persen dari Luas
Kabupaten Bolaang Mongondow). Dimana hamparan sawahnya mencapai 1.932
hektar, sementara lahan yang digunakan untuk pemukiman hanya 46,98
hektar (Hasil Sensus Potensi Desa, 2008). Pada tahun 2011 ini, Kecamatan
Dumoga Tengah memiliki 10 desa, baik berstatus definitif maupun
berstatus desa persiapan.
Kecamatan Dumoga Utara
1. Gambaran Umum
Letak
Kecamatan Dumoga Utara diapit oleh Duo Dumoga, yakni Dumoga Timur dan
Dumoga Barat. Untuk mengakses ke wilayah ini dapat melalui salah satu
dari dua kecamatan tersebut. Desa Mopuya Utara yang menjadi Ibu Kota
Kecamatan dapat diakses dengan angkutan darat dengan jarak dari Ibukota
Provinsi Sulawesi Utara sekitar 217 Km dengan waktu tempuh -4 jam, namun
bila diakses dari Kota Kotamobagu hanya membutuhkan waktu 50 menit
dengan jarak 39 Km.
Sama halnya
dengan kecamatan Dumoga Barat, Dumoga Utara bertopografi berdataran
rendah dengan ketinggian 150 meter dpl dengan letak geografis sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kawasan Hutan
Sebelah Timur : Kecamatan Dumoga Timur dan calon Kecamatan Dumoga Tenggarah
Sebelah Selatan : Kecamatan Dumoga Timur, Dumoga Barat dan calon Kecamatan Dumoga Tengah
Sebelah Barat : Kec. Dumoga Barat
Secara umum curah hujan setiap
tahunnya rata-rata 191,2 – 2.773,90 mm/tahun dengan wilayah tidak
berbatasan langsung dengan pantai. Kecamatan ini dilewati oleh sungai
Mopugad, sungai Konarom dan sungai Tapadaka kecuali desa Tumokang Baru
yang tidak dilewati sungai. Di bantaran sungai tersebut terdapat 189
bangunan rumah tempat tinggal dengan jumlah penghuni sebanyak 201 KK
yang tersebar di 6 desa, yakni Desa Mopugad Utara, Mopugad Selatan,
Mopuya Utara, Mopuya Selatan, Dondomon dan Tapadaka I.
Dumoga Utara termasuk salah satu
daerah penghasil beras yang cukup berlimpah di Sulawesi Utara umumnya
dan Bolaang Mongondow khususnya. Saat ini Kecamatan Dumoga Utara
memiliki 13 desa dan semuanya sudah berstatus definitif, desa terbaru di
kecamatan ini adalah desa bonawang dengan desa induknya desa Dondomon
yang mekar berdasarkan SK Bupati No. 129 tanggal 2 Agustus 2005 .
Luas wilayah Kecamatan Dumoga Utara
keseluruhannya mencapai 36.421 Hekar atau (10,39 persen dari Luas
Kabupaten Bolaang Mongondow). Sumber penghasilan utama penduduk disektor
pertanian yang merupakan ciri khas dari wilayah yang sedang berkembang.
Sebagian besar penduduk bermata pencaharian petani, lebih dari 90
persen menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, terutama tanaman
padi.
Namun masih terdapat 1.213 yang
menjadi buruh tani di kecamatan ini. Jumlah Rumahtangga petani yang
mengusahakan tanaman padi ada sebanyak 2.251. Jarak antara satu desa
dengan desa lain tidak terlalu berjauhan, dan akses jalan belum terlalu
menggembirakan masih terdapat beberapa jalan desa yang perlu mendapat
perhatian dari pemerintah, terutama dari arah dumoga timur menuju
ibukota kecamatan.
Terdapat 3 lokasi pasar semi permanen
yang terletak di desa Mopugad Selatan, Mopuya Selatan dan Konarom. Toko
kelontong yang menjual kebutuhan hidup seharihari ada 180 buah yang
tersebar di seluruh desa. Untuk akses listrik, seluruh desa di kecamatan
ini sudah dialiri lisrik PLN dengan jumlah penggunanya sekitar 5.487.
Dalam hal telekomunikasi, masih sedikitnya pengguna telepon kabel yang
hanya berjumlah 108 pelanggan dan hanya tersebar di 3 desa, yakni desa
Mopuya Utara, Mopuya Selatan dan Dondomon.
2. Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan diketahui
jumlah penduduknya di tahun 2008 hampir 20 ribu jiwa (19.668 jiwa),
dimana penduduk laki-laki ada 10.278 jiwa dan 9.390 jiwa berjenis
kelamin perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 109,46. Jumlah
penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen demografi, yaitu
kelahiran (birth), kematian (death) dan perpindahan penduduk
(migration). Dari 5.822 rumah tangga yang ada di kecamatan tersebut
rata-rata mempunyai 3,56 anggota rumah tangga.
3. Pertanian
Daerah ini merupakan penghasil padi
yang cukup diperhitungkan. Hal ini dapat dilihat produksi padi pada
tahun 2008 mencapai 60.682 Ton, jumlah tersebut merupakan gabungan dari
produksi padi sawah dan ladang, dengan rata-rata produksi yang cukup
tinggi yakni sebesar 5,37 ton per hektar. Sementara produksi jagung pada
tahun yang sama mencapai 9.910 ton dengan rata-rata produksi 3,47 ton
perhektar.
Selain tanaman pangan
tersebut diatas, terdapat pula komoditi di sektor perkebunan;
diantaranya produksi kelapa yang mencapai 446,76 ton. Produksi cengkeh,
pala, kopi, kakao dan panili dimana masing-masing produksi 17,67 ton
cengkeh, 3,55 ton pala, 101,5 ton kopi, 97,67 ton kakao dan 2,56 ton
panili. Juga terdapat produksi seperti kayu manis, kemiri dan aren namun
produksinya masih rendah.
4. Sarana Pendidikan
Semakin meningkatnya angka partisipasi
sekolah, khususnya untuk jenjang pendidikan SD dan SLTP harus diikuti
dengan meningkatnya fasilitas pendidikan, terutama mengenai daya tampung
ruang kelas, sehingga program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan
oleh pemerintah dapat berhasil. Guna mengatasi kekurangan daya tampung,
pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan seperti menambah
pembangunan unit gedung baru dengan prioritas pada daerah yang angka
partisipasi sekolahnya masih rendah terutama pada derah terpencil, dan
merehabilitas gedunggedung SD dan SLTP dengan prioritas gedung yang
rusak berat serta mengangkat guru kontrak untuk ditempatkan pada sekolah
yang kekurangan guru. Keberadaan lembaga
pendidikan
formal mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), sampai
dengan perguruan tinggi mutlak diperlukan. Terdapat 3 buah TK swasta
yang menopang pendidikan pra sekolah, Sekolah Dasar Negeri sebanyak 21
unit. Tidak semua desa terdapat SLTP, hanya terdapat 3 buah SMP Negeri
dan SMP Swasta 1 buah, sementara Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
hanya 1 unit di desa Mopuya Selatan.
Kecamatan Dumoga Tenggarah
1. Gambaran Umum
Letak Kecamatan Dumoga Tengah diapit
oleh Trio Dumoga, yakni Dumoga Timur dan Dumoga Utara serta Dumoga
Tengah, Untuk mengakses ke wilayah ini dapat melalui salah Desa Dumoga
Kecamatan Dumoga Induk atau dari desa Kosio 1 kecamatan Dumoga Tengah.
Desa Konarom yang menjadi Ibu Kota kecamatan dapat diakses dengan
angkutan darat dengan jarak dari Ibukota Provinsi Sulawesi Utara sekitar
217 Km dengan waktu tempuh 3-4 jam, namun bila diakses dari Kota
Kotamobagu hanya membutuhkan waktu 50 menit dengan jarak 39 Km. Sama
halnya dengan kecamatan Dumoga Tengah, Dumoga Barat, Dumoga Utara
bertopografi berdataran rendah dengan ketinggian 150 meter dpl dengan
letak geografis sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kawasan Hutan
Sebelah Timur : Kecamatan Dumoga Timur dan calon Kecamatan Dumoga Induk
Sebelah Selatan : Kecamatan Dumoga Tengah
Sebelah Barat : Kec. Dumoga Utara
Secara umum curah hujan setiap
tahunnya rata-rata 191,2 – 2.773,90 mm/tahun dengan wilayah tidak
berbatasan langsung dengan pantai. Kecamatan ini dilewati oleh sungai
Mopugad, sungai Konarom dan sungai Tapadaka kecuali desa Tumokang Baru
yang tidak dilewati oleh sungai.
Dumoga Tenggara termasuk salah satu
daerah penghasil beras yang cukup berlimpah di Sulawesi Utara umumnya
dan Bolaang Mongondow khususnya. Saat ini Kecamatan Dumoga Utara
memiliki 10 desa dan semuanya sudah berstatus definitif maupun
persiapan, yang mekar berdasarkan SK Bupati No. 129 tanggal 2 Agustus
2005, dan pemekaran 2011. Luas wilayah Kecamatan Dumoga tenggara kini
terbagai dengan Dumoga Utara keseluruhannya mencapai 36.421 Hekar atau
(10,39 persen dari Luas Kabupaten Bolaang Mongondow). Sumber penghasilan
utama penduduk disektor pertanian yang merupakan ciri khas dari wilayah
yang sedang berkembang. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian
petani, lebih dari 90 persen menggantungkan hidupnya di sektor
pertanian, terutama tanaman padi.
Namun masih terdapat 1.213 yang
menjadi buruh tani di kecamatan ini. Jumlah Rumahtangga petani yang
mengusahakan tanaman padi ada sebanyak 2.251. Jarak antara satu desa
dengan desa lain tidak terlalu berjauhan, dan akses jalan belum terlalu
menggembirakan masih terdapat beberapa jalan desa yang perlu mendapat
perhatian dari pemerintah, terutama dari arah dumoga timur menuju
ibukota kecamatan.
Terdapat 3 lokasi pasar semi permanen
yang terletak di desa Mopugad Selatan, Mopuya Selatan dan Konarom. Toko
kelontong yang menjual kebutuhan hidup seharihari ada 180 buah yang
tersebar di seluruh desa. Untuk akses listrik, seluruh desa di kecamatan
ini sudah dialiri lisrik PLN dengan jumlah penggunanya sekitar 5.487.
Dalam hal telekomunikasi, berlum terjangkau telepon kabel.
Kecamatan Dumoga Timur
1. Gambaran Umum
Kecamatan Dumoga Timur juga merupakan
bagian dari dataran Dumoga yang berbatasan langsung dengan Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW; sebelumnya bernama Taman Nasional
Dumoga Bone) sejak dulu sudah dikenal sebagai wilayah pertambangan
emas, dengan batas geografis sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Dumoga Utara
Sebelah Selatan : Kecamatan Pinolosian
Sebelah Barat : Kecamatan Dumoga Barat
Sebelah Timur : Kecamatan Lolayan
Ibukota Kecamatan Dumoga Timur
terletak di desa Imandi yang dapat diakses dari Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Utara (Kota Manado) dengan waktu tempuh kurang dari 4 jam dan
berjarak 215 Km. Sementara bila di akses dari Kota Kotamobagu hanya
berjarak 36 Km dengan waktu tempuh kurang dari 50 menit.
Topografi Dumoga Timur beragam mulai
dari dataran landai sampai bergunung dengan ketinggian tempat 150 m dpl
(meter diatas permukaan laut) yang diukur dari ibu kota kecamatan. Desa
yang terletak di perbukitan adalah desa Serasi dan Kanaan dengan
ketinggian 480 m dan 800 m dpl. Secara umum curah hujan setiap tahunnya
rata-rata 180,79 mm/tahun dengan wilayah yang tidak berbatasan langsung
dengan pantai. Kecamatan ini banyak dilewati oleh sungai kecil maupun
besar seperti sungai Ongkag Mongondow dan Sungai Dumoga dan di aliran
sungai ini terdapat 185 bangunan rumah bertempat tinggal di bantaran
sungai dengan jumlah rumah tangga penghuni sebanyak 365 KK.
Kecamatan ini pernah menjadi tujuan
dari para transmigran dan ditempatkan di desa Pusian dan Serasi di tahun
1992/1993 dengan jumlah KK 390 dan penduduk 1.755 jiwa. Luas Kecamatan
Dumoga Timur keseluruhannya mencapai 53.993 Hektar atau 15,4 persen dari
Luas Kabupaten Bolaang Mongondow), dimana hamparan sawahnya mencapai
6.102,5 hektar (Hasil Sensus Potensi Desa, 2008). Di tahun 2008
Kecamatan Dumoga Timur memiliki 18 desa, semuanya telah berstatus
definitif Pusat perdagangan di Kecamatan ini terdapat di desa Imandi
dapat dilintasi kendaraan bermotor melalui Jalan AKD
(Amurang-Kotamobagu-Doloduo). Sumber penghasilan utama masyarakatnya
bercocok tanam atau lebih dari 78,16 persen dari mereka bekerja di
sektor pertanian. Namun tidak dipungkiri pula masih terdapat
sekitar2.248 dari mereka yang bekerja sebagai buruh tani dengan komoditi
utamanya padi palawija.
Seluruh desa yang ada telah di aliri
dengan listrik PLN, di tahun 2008 tercatat telah 8.786 pengguna yang
menggunakan listrik untuk penerangan dan kebutuhan rumah lainnya.
Sementara konsumen telepon kabel hanya 143 pelanggan, itupun cuma
tersebar di 10 desa dengan pelanggan terbanyak di desa Dumoga I.
2. Penduduk
Daerahnya yang subur, kecamatan ini
sejak dulu sudah menjadi tujuan dari transmigran, terutama asal Bali.
Sejak tahun 1992/1993 para transmigran ini di tempatkan di desa Pusian
dan Serasi dengan jumlah KK pada waktu itu sebanyak 390 KK atau 1.755
Jiwa.
Sebagai daerah yang masih berkembang,
tingkat pertumbuhan penduduknya setiap tahun cukup rendah rata-rata
hanya 1,08 persen. Lima tahun yang lalu (2003) penduduknya masih
berjumlah 30.722 Jiwa, di tahun 2008 tercatat mencapai 33130 jiwa,
dimana penduduk laki-laki 17.341 jiwa dan perempuan berjumlah 15.789
jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 109,83 sehingga dalam kurun
waktu lima tahun telah terjadi penambahan penduduk sebesar 2408 jiwa.
Dari
jumlah penduduk tersebut diperkirakan 46,39 persen dari mereka belum
menikah, 50,07 persen berstatus kawin sedangkan sisanya 1,15 persen
berstatus duda dan 2,35 persen untuk janda. Sementara jumlah rumahtangga
di tahun yang sama (2008) sudah mencapai 8.997 RT dan rata-rata
mempunyai 4,03 anggota rumah tangga.
3. Pertanian
Di tahun 2008 terdapat 1.740 Rumah Tangga yang mengusahakan tanaman padi, sementara tanaman jagung
tercatat 2498 Rumah Tangga. Komoditi unggulan di kecamatan Dumoga Timur salah satunya adalah tanaman
padi,
di tahun 2005 dan 2006 saja tercatat produksinya mencapai hampir ...
ribu ton. Jumlah tersebut terus menurun dari tahun ke tahun, salah satu
penyebabnya adalah hama tikus yang menjadi musuh dari petani. Produksi
padi pada tahun 2008 hanya mencapai 50.630 Ton, jumlah ini sudah
merupakan gabungan dari produksi padi sawah dan ladang, dengan rata-rata
produksi cukup besar mencapai 5,24 ton per hektar.
Padi
yang dihasilkan sebagian besar rumah tangga menggunakan padi unggul.
Ada sekitar 57,56 persen rumah tangga petani yang menggunakan padi
unggul, padi lokal ada 40,89 persen sementara padi hybrida hanya 1,54
persen. Selain untuk kebutuhan pasar lokal, beras yang dihasilkan dari
kecamatan ini juga untuk memenuhi kebutuhan pasar regional yang dibawa
oleh pedagang pengumpul di desa maupun lewat usaha lainnya ke ibukota
provinsi sulawesi utara di manado maupun ke provinsi tetangga
(Gorontalo). Sementara produksi jagung pada tahun yang sama mencapai
8.663 ton dan rata-rata produksinya 3,43 ton per hektar. Di sektor
perkebunan terdapat produksi kelapa yang mencapai 530,99 ton selama
tahun 2008. Selain kelapa terdapat juga produksi pala, kopi, kakao dan
panili dimana masingmasing produksi 3,28 ton pala, 61,41 ton kopi,
292,53 ton kakao dan 7,57 ton panili. Juga terdapat produksi seperti
kayu manis, kemiri dan aren namun produksinya masih rendah.
4. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
pemberdayaan peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam
membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat pendidikan sangat
berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, maka pembangunan dibidang pendidikan meliputi pembangunan
pendidikan secara formal maupun non formal. Di Kecamatan Dumoga Timur
pendukung pendidikan pra sekolah (TK) cukup banyak dan ada berjumlah 29
buah yang tersebar di 13 desa, terdapat 5 desa belum memiliki sekolah
TK.
Sementara untuk tingkat Sekolah Dasar
saat ini sudah mencapai 36 buah sekolah yang dinikmati oleh 4.592 murid
dengan tenaga pengajar sebanyak 217 guru. Dengan tenaga guru yang ada
dibandingkan dengan jumlah murid, maka dapat diperhitungkan setiap guru
rata-rata mengawasi sekitar 21 murid. Angka ini cukup ideal untuk
keefektifan dalam proses belajar mengajar. Untuk tingkat pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di kecamatan ini terdapat 9 buah dengan
tenaga pengajar sebanyak 99 guru dan jumlah murid ada 1698 murid. Angka
rasio perbandingan guru terhadap murid di tingkat SLTP sebesar 17, dan
ini menunjukan masih memusatnya guru di kecamatan ini. Sementara untuk
tingkat Pendidikan SLTA terdapat 3 buah SMA yang terdapat di desa Imandi
dan Dumoga Jumlah murid yang ada jauh lebih sedikit bila dibandingkat
jenjang pendidikan di bawahnya yakni hanya 534 murid dengan 34 orang
guru. Sebagian besar mereka yang tamat SD maupun SLTP lebih memilih
menyekolahkan anaknya ke Kota Kotamobagu, selain jumlah sekolah dan
kapasitasnya yang tidak memadai juga daya tarik Kota Kotamobagu itu
sendiri yang lebih maju dalam persaingan dunia pendidikan dibandingkan
di kecamatan ini.
Kecamatan Dumoga Induk
1. Gambaran Umum
Kecamatan Dumoga induk merupakan hasil
pemekaran dari kecamatan Dumoga Timur, Kecamatan Dumoga juga merupakan
bagian dari dataran Dumoga yang berbatasan langsung dengan Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW;sebelumnya bernama Taman Nasional
Dumoga Bone) sejak dulu sudah dikenal sebagai wilayah pertambangan emas,
dengan batas geografis sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Dumoga Tenggara
Sebelah Selatan : Kecamatan Pinolosian
Sebelah Barat : Kecamatan Dumoga Timur
Sebelah Timur : Kecamatan Lolayan
Ibukota Kecamatan Dumoga terletak di
Desa Pusian yang dapat diakses dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara
(Kota Manado) dengan waktu tempuh kurang dari 3 jam dan berjarak 200 Km.
Sementara bila di akses dari Kota Kotamobagu hanya berjarak 36 Km
dengan waktu tempuh kurang dari 50 menit.
Topografi Dumoga beragam mulai dari dataran landai sampai bergunung dengan ketinggian tempat 150 m dpl (meter diatas permukaan laut) yang diukur dari ibu kota kecamatan. Desa yang terletak di perbukitan adalah desa Serasi dan Kanaan dengan ketinggian 480 m dan 800 m dpl. Secara umum curah hujan setiap tahunnya
rata-rata 180,79 mm/tahun dengan wilayah yang tidak berbatasan langsung denganpantai.
Kecamatan ini banyak dilewati oleh
sungai kecil maupun besar seperti sungai Ongkag Mongondow dan Sungai
Dumoga dan di aliran sungai ini terdapat 185 bangunan rumah bertempat
tinggal di bantaran sungai dengan jumlah rumah tangga penghuni sebanyak
365 KK.
Kecamatan ini pernah menjadi tujuan
dari para transmigran dan ditempatkan di desa Pusian dan Serasi di tahun
1992/1993 dengan jumlah KK 390 dan penduduk 1.755 jiwa. Luas Kecamatan
Dumoga Timur keseluruhannya mencapai 53.993 Hektar atau 15,4 persen dari
Luas Kabupaten Bolaang Mongondow), dimana hamparan sawahnya mencapai
6.102,5 hektar (Hasil Sensus Potensi Desa, 2008). Di tahun 2008
Kecamatan Dumoga Timur memiliki 18 desa, semuanya telah berstatus
definitif Pusat perdagangan di Kecamatan ini terdapat di desa Imandi
dapat dilintasi kendaraan bermotor melalui Jalan AKD
(Amurang-Kotamobagu-Doloduo).
Sumber
penghasilan utama masyarakatnya bercocok tanam atau lebih dari 78,16
persen dari mereka bekerja di sektor pertanian. Namun tidak dipungkiri
pula masih terdapat sekitar 2.248 dari mereka yang bekerja sebagai buruh
tani dengan komoditi utamanya padi palawija.
Seluruh
desa yang ada telah di aliri dengan listrik PLN, di tahun 2008 tercatat
telah 8.786 pengguna yang menggunakan listrik untuk penerangan dan
kebutuhan rumah lainnya. Sementara konsumen telepon kabel hanya 143
pelanggan, itupun cuma tersebar di 10 desa dengan pelanggan terbanyak di
desa Dumoga I.
2. Penduduk
Daerahnya yang subur, kecamatan ini
sejak dulu sudah menjadi tujuan dari transmigran, terutama asal Bali.
Sejak tahun 1992/1993 para transmigran ini di tempatkan di desa Pusian
dan Serasi dengan jumlah KK pada waktu itu sebanyak 390 KK atau 1.755
Jiwa.
Sebagai daerah yang masih
berkembang, tingkat pertumbuhan penduduknya setiap tahun cukup rendah
rata-rata hanya 1,08 persen. Lima tahun yang lalu (2003) penduduknya
masih berjumlah 30.722 Jiwa, di tahun 2008 tercatat mencapai 33130 jiwa,
dimana penduduk laki-laki 17.341 jiwa dan perempuan berjumlah 15.789
jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 109,83 sehingga dalam kurun
waktu lima tahun telah terjadi penambahan penduduk sebesar 2408 jiwa.
Dari
jumlah penduduk tersebut diperkirakan 46,39 persen dari mereka belum
menikah, 50,07 persen berstatus kawin sedangkan sisanya 1,15 persen
berstatus duda dan 2,35 persen untuk janda. Sementara jumlah rumahtangga
di tahun yang sama (2008) sudah mencapai 8.997 RT dan rata-rata
mempunyai 4,03 anggota rumah tangga.
3. Pertanian
Di tahun 2008 terdapat 1.740 Rumah Tangga yang mengusahakan tanaman padi, sementara tanaman jagung
tercatat 2498 Rumah Tangga. Komoditi unggulan di kecamatan Dumoga Timur salah satunya adalah tanaman
padi, di tahun 2005 dan 2006 saja
tercatat produksinya mencapai hampir ... ribu ton. Jumlah tersebut terus
menurun dari tahun ke tahun, salah satu penyebabnya adalah hama tikus
yang menjadi musuh dari petani. Produksi padi pada tahun 2008 hanya
mencapai 50.630 Ton, jumlah ini sudah merupakan gabungan dari produksi
padi sawah dan ladang, dengan rata-rata produksi cukup besar mencapai
5,24 ton per hektar. Padi yang dihasilkan sebagian besar rumah tangga
menggunakan padi unggul. Ada sekitar 57,56 persen rumah tangga petani
yang menggunakan padi unggul, padi lokal ada 40,89 persen sementara padi
hybrida hanya 1,54 persen. Selain untuk kebutuhan pasar lokal, beras
yang dihasilkan dari kecamatan ini juga untuk memenuhi kebutuhan pasar
regional yang dibawa oleh pedagang pengumpul di desa maupun lewat usaha
lainnya ke ibukota provinsi sulawesi utara di manado maupun ke provinsi
tetangga (Gorontalo).
Sementara
produksi jagung pada tahun yang sama mencapai 8.663 ton dan rata-rata
produksinya 3,43 ton per hektar. Di sektor perkebunan terdapat produksi
kelapa yang mencapai 530,99 ton selama tahun 2008. Selain kelapa
terdapat juga produksi pala, kopi, kakao dan panili dimana masingmasing
produksi 3,28 ton pala, 61,41 ton kopi, 292,53 ton kakao dan 7,57 ton
panili. Juga terdapat produksi seperti kayu manis, kemiri dan aren namun
produksinya masih rendah.
4. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
pemberdayaan peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam
membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat pendidikan sangat
berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, maka pembangunan dibidang pendidikan meliputi pembangunan
pendidikan secara formal maupun non formal. Di Kecamatan Dumoga Timur
pendukung pendidikan pra sekolah (TK) cukup banyak dan ada berjumlah 29
buah yang tersebar di 13 desa, terdapat 5 desa belum memiliki sekolah
TK.
Sementara untuk tingkat Sekolah Dasar
saat ini sudah mencapai 36 buah sekolah yang dinikmati oleh 4.592 murid
dengan tenaga pengajar sebanyak 217 guru. Dengan tenaga guru yang ada
dibandingkan dengan jumlah murid, maka dapat diperhitungkan setiap guru
rata-rata mengawasi sekitar 21 murid. Angka ini cukup ideal untuk
keefektifan dalam proses belajar mengajar. Untuk tingkat pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di kecamatan ini terdapat 9 buah dengan
tenaga pengajar sebanyak 99 guru dan jumlah murid ada 1698 murid. Angka
rasio perbandingan guru terhadap murid di tingkat SLTP sebesar 17, dan
ini menunjukan masih memusatnya guru di kecamatan ini. Sementara untuk
tingkat Pendidikan SLTA terdapat 3 buah SMA yang terdapat di desa Imandi
dan Dumoga Jumlah murid yang ada jauh lebih sedikit bila dibandingkat
jenjang pendidikan di bawahnya yakni hanya 534 murid dengan 34 orang
guru. Sebagian besar mereka yang tamat SD maupun SLTP lebih memilih
menyekolahkan anaknya ke Kota Kotamobagu, selain jumlah sekolah dan
kapasitasnya yang tidak memadai juga daya tarik Kota Kotamobagu itu
sendiri yang lebih maju dalam persaingan dunia pendidikan dibandingkan
di kecamatan ini.
Inilah Wilayah Dumoga Bersatu Yang Bakal Dimekarkan
I. Kecamatan Dumoga Timur
1. Desa Tonom
2. Desa Mogoyunggung I
3. Desa Mogoyunggung II
4. Desa Mogoyunggung
5. Kelurahan Imandi (ibu kota kecamatan)
6. Desa Pinonobatuan
7. Desa Pinonobatuan Barat
8. Desa Modomang
9. Desa Dumoga
10. Desa Kembang Mertha
11. Desa Dumoga II
12. Desa Amertha Buana
13. Desa Amertha Sari
14. Desa Kembang Sari
II. Kecamatan Dumoga
1. Desa Serasi
2. Desa Kanaan
3. Desa Toruakat
4. Desa Pusian (ibu kota kecamatan)
5. Desa Ponompiaan
6. Desa Mototabian
7. Desa Bumbungon
8. Desa Siniyung
9. Desa Siniyung 1
10. Desa Dumoga I
III. Kecamatan Dumoga Barat
1. Desa Wangga Baru
2. Desa Doloduo (ibu kota kecamatan)
3. Desa Doloduo I
4. Desa Doloduo II
5. Desa Doloduo III
6. Desa Mekaruo
7. Desa Toraut
8. Desa Toraut Utara
9. Desa Ikhwan
10. Desa Uuwan
11. Desa Matayangan
IV. Kecamatan Dumoga Tengah
1. Desa Ibolian (ibu kota kecamatan)
2. Desa Werdhi Agung
3. Desa Kinomaligan
4. Desa Kosio
5. Desa Kosio Timur
6. Desa Werdhi Agung Selatan
7. Desa Ibolian I
8. Desa Werdhi Agung Utara
9. Desa Werdhi Agung Timur
10. Desa Kosio Barat
V. Kecamatan Dumoga Utara
1. Desa Tumokang Baru
2. Desa Mopugad Utara
3. Desa Mopugad Utara I
4. Desa Mopugad Utara II
5. Desa Mopugad Selatan
6. Desa Mopugad Selatan I
7. Desa Mopuya Utara (ibu kota kecamatan)
8. Desa Mopuya Utara I
9. Desa Mopuya Utara II
10. Desa Mopuya Selatan
11. Desa Dondomon
12. Desa Dondomon Utara
13. Desa Dondomon Selatan
VI. Kecamatan Dumoga Tenggara
1. Desa Bonawang
2. Desa Tapadaka I
3. Desa Tapadaka Utara
4. Desa Tapadaka Timur
5. Desa Konarom (ibu kota kecamatan)
6. Desa Konarom Barat
7. Desa Konarom Utara
8. Desa Osion
9.Desa Ikuna
10. Desa Dumara
0 komentar:
Posting Komentar